Thursday, October 27, 2016

Pengisian Bahan Bakar Minyak Solar Genset Otomatis Dengan Ultrasonik

Kali ini kita akan membahas mengenai pengisian bahan bakar minyak (BBM) secara otomatis ada beberapa komponen dan modul yang akan kita gunakan dalam membuat sistem tersebut sehingga bisa digunakan. ada beberapa komponen dan modul yang digunakan yaitu :

1. Modul Minimus Sistem
anda tidak perlu khawatir dengan hal ini ada berbagai macam modul minimus sistem yang dijual di pasaran sehingga kita tidak perlu repot-repot untuk membuatnya namun jika anda bersedia membuatnya tidaklah masalah semua bergantung pada putusan anda, namun dalam tutorial kali ini saya menggunakan Minimum sistem yang dimiliki oleh arduino Uno



Arduino Uno


2. Tangki BBM




3. Pompa Air


4. Sensor Ultrasonik



Ultarasonik merupakan sebuha sensor yang berfungsi mengubah besaran fisis menjadi besaran listrik .Cara kerja sensor ini berdasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan (jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu, disebut sensor ultrasonik sebab menggunakan gelombang ultrasonik

Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik

Sinyal dipancarkan dengan durasi waktu tertentu dengan frekuensi tertentu oleh transmiter, sinyal akan merambat sebagai gelombang bunyi dengan kecepatan sekita 340 m/s ketika mengenai atau menumbuk suatu benda atau obyek maka sinyal tersebut akan dipantulkan kembali, kemudia di terimah oleh receiver sinyal tersebut akan diproses dan dihitung jaraknya, berdasarkan 
Rumus  S=340.t/2 



Prinsip Kerja Ultrasonik




5. LCD
6. Buzzer




Semua Komponen dan modul diatas dirangkai seperti dibawa ini :

kemudian upload koding seperti gambar di bawa ini kedalam arduino :



..............................................................................................................................................


Setelah kodingnya diupload maka sistem siap diuji, selamat mencoba semoga bermanfaat !!
Untuk Selengkapnya Lihat Video Berikut :

Saturday, April 23, 2016

Ketidak Sadaran Lingkungan Dan Kelangkan Air Di Ternate

                    

dengan letak geografis yang dikelilingi oleh lautan, dengan perbandingan 111,35 km

Berkurangnya Volume Air Tanah Disebabkan Oleh Beberapa Faktor

1.    Beralihnya fungsinya hutan sebagai tempat serapan air menjadi pemukiman warga

Ternate ketika mendengarkan kata ini orang pasti berangan-angan akan indahnya penorama yang selalu meliputi sekeliling palau ini baik pemandangan gununya yang hijau dan lautannya yang biru dan jernih ketika seseorang mendiaminya akan terpikat dan ingin menetap disana, namun pemandangan yang hijau menyelimuti gunung gamalah tersebut kian hari kian hilang pemandangan tersebut berubah menjadi hutan beton, kita tidak bisa mencegah lajunya pertumbuhan penduduk yang diiringi penambahan infrastruktur dan gedung mewah serta perumahan warga, namun kita harus memikirkan efek dari pertambahan pembangunan yang mengabaikan sistem lingkungan yang seimbang mengakibatkan salah satu siklus akan terputus, siklus itu bukan tidak berarti, sangat berarti yaitu cadangan air tanah yang semakin menipis, jika semua hutan dijadikan temapt tinggal yang tidak memiliki pekarangan yang berfungsi sebagai penyerapan air tanah makan akan berlaku bersar pasak dari pada tiang besarnya ekstraksi (pengambilan) dari pada replenishment (pengembalian)
Dalam merumuskan daerah resapan air pemerintah harus mengkultumkan suatu daerah yang bebas dari pembangunan yang diperuntukkan untuk daya resapan air yang menggantika ekstrasi yang berlebihan tersebut sehingga dapat menahan lajunya kecepatan ekstrasi dengan menyeimbangkan dalam replenishment dengan lahan bebas membangun dalam suatu daerah resapan air.


                                    
Gambar Diambil Tahun 2008 sebelah kiri  dan Tahun 2015 sebelah kanan

  
2.  Bertambahnya Jumlah Penduduk Yang Tidak Diimbangi Oleh Luas Daerah
 








Sumber : BPS

Laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat dalam beberapa kurun waktu terakhir dalam kota ternate dapat membawa dampak yang nyata baik dibidang ekonomi maupun sosial, salah satunya percepatan pembangunan dan berkembangnya kota ternate menjadi kota modern dengan laju peningkatan ekonomi yang pesat dibandingan dengan daerah-daerah lain di Maluku Utara

Luas daerah kecil dengan laju pertumbuhan penduduk yang semakin melejit dalam kurun 10 tahun kedepan dengan capaian per tahun 0,478 % gunung gamalama akan menjadi gunung beton sebab laju pertumbuhan diiringi dengan laju pembangun baik perumahan warga maupun gedung dan hotel-hotel.

Penguraian diatas merupakan dampak positif dapat dinikmati namun kita masih tidur dengan dampak yang lain yang diakibatkan oleh melonjaknya jumlah penduduk dikawasan kie Majang, kita tidak mungkin menahan lajunya pertumbuhan penduduk yang semakin hari semakin bertambah dengan asumsi pertahun rata-rata pertumbuhan penduduk 0,478 % per tahun dampak tersebut tentunya akan berpengaruh terhadap tingkat konsumsi air di ternate, dengan tidak adanya alternatif lain dan hanya mengandalkan air tanah hasil pengeboran yang dikelolah oleh salah satu perusahan daerah yang debit airnya staknan, sehingga mengakibatkan berkurang debit air bila dibandingkan beberapa puluh tahun yang lalu, sehingga jangan heran masa itu terjadi di tahun ini.

3.    Tingkah Laku Masyarakat Yang Tidak Menyediakan Pekarangan Rumahnya Sebagai Lahan Resapan Air
Belakangan masyarakat membangun pemukiman tanpa menyisahkan sedikit untuk daerah peresapan disetiap pekarangan rumah yang tak lajimnya kota beton yang melingkari pulau ternate, tanaman tidak ditanam ditanah lagi agar berhemat kital (istilah red) sehingga air hujan yang jatuh ke bumi tidak lagi diresap atau ditahan oleh akar – akar pohon sehingga air langsung mengalir kelaut tanpa masuk kedalam tanah atau proses penyerapa yang kembali menjadi air tanah hal ini mengakibatkan berkurangnya debit air tanah yang ditampung.
Ini merupakan tugas kita bersama dan pemerintah untuk mengembalikan debit air dengan merubah pola pikir agar menyediakan resapan air dalam pekarangan – pekarangan rumah kita sehingga dapat menyeimbangkan siklu antar ekstrasi dan replenishment

4.    Tidak Ada Alternatif Lain

Dalam beberapa kurun waktu belakang belum ada solusi pemerintah dalam hal ini untuk mencari alternatif lain dalam memenuhi kebutuhan air bersih kepada warga kota Ternate, hanya sebatas wacana dan ide-ide yang belum tersalurkan  seperti membuat pipa dalam tanah yang membentang ke daerah lain yang memiliki potensi air yang melimpah, padahal dalam skala perhitungan dengan pertumbuhan penduduk yang membludak dan kurangnya replenishment (pengembalian air) air hujan dengan membuat daerah resapan air mengakibatkan kelakangan yang tidak dapat dihindari, tingginya kebutuhan air tidak dibaringi dengan stok debit air yang memadai sehingga mengakibatkan ketimpangan dan mengerinya salah satu subur bor andalan yang etdapat di ake gaale.